Bahas Inventarisasi dan Capaian Mitigasi Emisi GRK, BBPSI SDLP Gelar Rapat Koordinasi
Bogor (3/3/2023) – BBPSI SDLP menyelenggarakan rapat koordinasi yang membahas tentang “Perhitungan Inventarisasi dan Capaian Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor Pertanian Tahun 2022”. Rapat koordinasi berlangsung pada tanggal 1-2 Maret 2023, bertempat di RR Lantai 1 BBPSI SDLP, dihadiri oleh Dr. Husnain M.P., M.Sc. Kepala BBPSI SDLP, Tim teknis perubahan iklim lingkup BBSDLP, perwakilan dari Biro Perencanaan, dan Prof. Dr. Fahmuddin Agus sebagai narasumber. Dalam rapat tersebut dibahas mengenai pelaporan inventarisasi dan capaian mitigasi emisi GRK sektor pertanian tahun 2022.
Pada hari pertama (01/03) dilakukan perhitungan inventarisasi emisi GRK sektor pertanian dan aksi mitigasi. Emisi GRK sektor pertanian dihitung berdasarkan data aktivitas yang diperoleh dari aktivitas Dirjen teknis Kementerian Pertanian, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), dan Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI). Data aktivitas yang didapatkan kemudian dikalikan dengan faktor emisi yang sudah ditetapkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau dapat menggunakan hasil riset Badan Litbang Pertanian (sekarang Badan Standardisasi Instrumen Pertanian) yang lebih spesifik lokasi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa emisi GRK dari sektor pertanian pada tahun 2022 mencapai 112,69 juta ton CO2e.
Aktivitas mitigasi juga diperhitungkan berdasarkan program-program dari Kementerian Pertanian yang dapat menurunkan emisi diantaranya adalah mitigasi emisi CH4 melalui pemanfaatan Biogas Ternak Asal Masyarakat (BATAMAS), peningkatan cadangan karbon tanah melalui penggunaan pupuk organik sebagai dampak penggunaan UPPO dan pengelolaan bahan organik, desa organik, penanaman padi varietas rendah emisi, perbaikan kualitas pakan, pemupukan berimbang, dan pengelolaan Muka Air Tanah (MAT) lahan gambut. Dari perhitungan ini diperoleh hasil mitigasi emisi GRK sektor pertanian pada tahun 2022 sebesar 13,5523 juta ton CO2e.
Prof. Dr. Fahmuddin Agus menyebutkan ada peluang potensi aksi mitigasi melalui aplikasi manajemen lahan yang baik untuk peningkatan cadangan karbon tanah, penggunaan pupuk N yang efisien, aplikasi biochar dari tandan buah kosong sawit pada perkebunan sawit, pemanenan kayu lapis dari tanaman perkebunan saat replanting, dan pengelolaan Palm Oil Mill Effluent (POME) pada perkebunan sawit.
Agenda hari kedua (02/03) membahas finalisasi perhitungan emisi GRK dan penyusunan laporan Inventarisasi dan Mitigasi GRK Sektor Pertanian Tahun 2022 yang dipimpin oleh Kepala BBPSI SDLP. “Perhitungan aktivitas emisi GRK di sektor pertanian dapat diperluas ke sektor swasta di Indonesia karena memiliki potensi untuk melakukan tindakan mitigasi yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang, sehingga dapat meningkatkan capaian penurunan emisi GRK dari sektor pertanian”, ujar Dr. Husnain. Lebih lanjut Dr. Husnain memberi arahan untuk mengembangkan sistem pelaporan melalui dashboard bagi dirjen teknis untuk mengisi data aktivitas dari masing-masing kegiatan yang dilakukan.
Diharapkan hasil rapat koordinasi BBPSI SDLP ini dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Dengan adanya aksi mitigasi yang tepat, sektor pertanian dapat tetap mempertahankan tujuan utama pembangunan pertanian yaitu peningkatan produksi dengan keuntungan tambahan yang dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan emisi GRK sehingga mampu memperkuat ketahanan iklim demi terwujudnya pertanian Indonesia yang Maju, Mandiri dan Modern. (FAC/WA/AH)