BSIP SDLP Observasi Lapang untuk Kelancaran PAT Padi melalui Pompanisasi di Provinsi Sultra
Kendari (15/03/2024) - Sesuai arahan Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk melakukan Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi melalui Pompanisasi, Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Sumber Daya Lahan Pertanian (BSIP SDLP) kembali melanjutkan koordinasi dengan pemangku kepentingan sekaligus melakukan observasi lapang untuk melihat status pertanaman yang ada di Provinsi Sultra.
BSIP SDLP melakukan observasi lapang ke Desa Amesiu, Kec. Pondidaha, Kab. Konawe, di daerah ini terdapat lahan sawah (termasuk LBS atau Lahan Baku Sawah) yang ditanami palawija terus-menerus (IP 0). Salah satu penyebabnya karena pasar terbesar untuk wilayah ini adalah jagung manis, bukan padi. Lahan ini memiliki saluran sederhana dan berpotensi untuk dilakukan pompanisasi karena jarak lahan < 500 m dari sungai. Jika lahan ini dikembalikan pemanfaatannya untuk padi, maka akan menambah Perluasan Areal Tanam.
Selanjutnya, tim melakukan observasi lapang ke Desa Lamunde, Kec. Tinondo, Kab. Kolaka Timur, sekaligus berdiskusi dengan Kepala BPP Tinondo, Rahmawati, SP. Lahan di Kec. Tinondo merupakan bagian dari hamparan luas LBS bagian dari sentra padi Kolaka Timur. Hasil analisis menunjukkan wilayah ini berpotensi untuk dilakukan pompanisasi, dimana beberapa petak masih dalam fase pengairan (belum tanam). Sementara petak lain memiliki variasi fase tanam mulai dari vegetatif hingga generatif. Observasi di Desa Bende, Kec. Wundulako, Kabupaten Kolaka juga mempunyai kondisi yang serupa.
Selain itu, tim BSIP SDLP juga melakukan observasi ke Desa Sindangkasih, Kec. Ranomeeto Barat, Kab. Konawe Selatan. Lahan di sini merupakan bagian dari hamparan yang cukup luas dari LBS di Konawe Selatan. Petani setempat berharap dengan adanya dukungan pengairan, lahan mereka dapat ditingkatkan produktivitasnya karena petani setempat masih tertarik untuk menggarap padi. (CN/MM/WA)